Oct 24, 2017

Ke kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai Pelancong dalam AGAT 2017


Saya Mengenal Kawasan Geopark Ciletuh-palabuhanratu jauh sebelum nama kawasan ini ada, delapan tahun yang lalu bersama kumpulan pemuda yang peduli kawasan wisata pajampangan menggagas Tour De Pajampangan, kegiatan mengekplorasi titik-titik wisata di wilayah Pajampangan mulai dari Kecamatan Waluran, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Tegalbuled hingga Kalibunder.

Setahun Kemudian kehidupan membawa ke dunia tourism melalui jalur Guide Lokal sebuah fans page Ujunggenteng Tourism (UGT) yang dipasarkan lewat facebook yang lagi booming kala itu. Setahun berbagi cerita, hingga membawa para pelancong baik domestik hingga mancanegara yang meminta ditemani selama mengeksplorasi kawasan wisata Ujunggenteng dan sekitarnya.


Perkembangan wisata daerah Pajampangan mulai tercium potensi wisatanya melalui beberapa kunjungan explorasi dan riset dari berbagai pihak, hingga kemudian tercetus untuk dikembangkan sebagai Geopark Jampang Plateu dengan potensi utama Taman Bumi hingga berujung nama kawasan Geopark Nasional Ciletuh-palabuhanratu sebagai brand agar bisa diangkat lebih luas.

Perjalanan Geopark Ciletuh-palabuhanrtu (GCP) ternyata makin menguat, melalui berbagai kebijakan dan Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat akhirnya mendorong CGP sebagai Geopark Dunia yang terkoneksi dengan Global Geopark Network (GGN), yang kemudian disambut berbagai pihak mulai dari swasta, hingga komunitas yang bergerak di masyarakat. 


Amazing Geopark Adventure Tourism (AGAT) 2017 salah satu upaya untuk memuluskan langkah GCP menjadi Geopark Dunia yang mana event ini melibatkan 15 negara peserta yang memadukan kegiatan kompetisi Surfing di Cimaja Surfing Area, pengenalan adat budaya lokal di kecamatan Cikakak meliputi Situs Cengkuk dan Kasepuhan Adat Sinarresmi, Pengenalan beberapa titik wisata sejarah dan andalan Sukabumi seperti Jembatan Kuning Bagbagan peninggalan Belanda Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa di Pantai Loji, hingga destinasi pengembangan wisata baru Qutub Hilal Sukabumi atau Pusat Observasi Bulan (POB) yang berada Perbukitan di pesisir Pantai Loji, Palabuhanratu. 


Promosi Melalui Media Siber
Upaya Mendorong kawasan wisata tentu harus dibarengi promosi wisata yang maksimal, salah satunya dengan melibatkan pelaku dunia siber seperti fotografer yang share dan aktif di berbagai jejaring media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram. Tak lupa juga para content creator seperti blogger dan youtuber yang terbiasa berbagi informasi melalui media tulisan dan video, dan tentu saja dengan dukungan media partner baik lokal, nasional maupun internasional yang mempublikasikan acara mulai dari pra event, hari-H Event maupun pasca event AGAT 2017 ini.


Nah, Sebagai Blogger bersama 6 Blogger Nasional lainnya serta disatukan dengan komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Jawa barat serta Jurnalis Media Se-Jabar melakukan kegiatan famtrip Amazing Geopark Adventure Tourism 2017 yang diberangkatkan dari Kantor Disparbud Jabar. 

Datang sebelum kegiatan dimulai, kami bersama tim Famtrip berangkat jam 23.30 tengah malam dari Bandung menggunakan 2 mobil Travel jenis hiace dengan perkiraan sampai Palabuhanratu shubuh, namun ternyata perjalanan yang lancar tanpa macet yang biasanya terjadi di jalur Bandung - Sukabumi disaat Akhir Pekan. Dengan waktu normal, kami tiba sebelum Shubuh sehingga perjalanan trip kami dimulai sebelum waktunya, yah kami mengunjungi destinasi pertama disaat kami tiba jam 03.30 dini hari ke Pusat Informasi Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang biasanya baru buka jam 08.00 pelayanan normal.

Sejam lebih kami dipandu guide lokal dengan berbagai informasi awal mengenai kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dan segala isi dan potensinya. Setidaknya 67 titik destinasi wisata yang termasuk dalam kawasan CGP ini diceritakan melalui berbagai gambar hasil jepretan para fotografer yang dipajang di Pusat Informasi ini.

Selepas Shalat Shubuh di Masjid Agung Palabuhanratu, kami langsung bergerak ke Qutub Hilal Sukabumi, sebuah tempat yang biasa digunakan MUI dalam penentuan hilal yang bisa diketahui di Palabuhanratu yang kemudian dikembangkan menjadi destinasi baru Pusat Observasi Bulan Qutub Hilal yang baru saja 2 hari sebelumnya dilaunching secara resmi.

Pusat Observasi Bulan (Qutub Hilal)

Jembatan Kuning Bagbagan

Sebelum Sarapan, kami beserta rombongan mampir ke sebuah lokasi peninggalan Belanda, Jembatan yang tak digunakan lagi, namun dijaga sebagai Peninggalan Sejarah Arsitektur jaman Belanda, Jembatan Kuning Bagbagan. Lokasi ini memang biasa menjadi tempat selfie para netizen yang biasa upload di Instagram karena tempatnya yang unik dan instagramable. Kemudian tak lupa kami juga mendatangi sebuah Vihara di pinggir pantai yang sering jadi kunjungan wisata baik untuk jalan-jalan maupun wisata agama warga Tionghoa,  yang populer dikenal sebagai Viahara Dewi Kwan Im.

Cimaja Geosurf Challenge



Sebagai acara inti dari AGAT 2017, Cimaja Geosurf Challenge dimulai dengan seremoni pembukaan yang dibuka oleh Menteri Pariwisata RI Bapak Arief Mahya dan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, perwakilan Biofarma, Bupati Kab Sukabumi dan pejabat-pejabat Dinas Pariwisata provinsi dan kabupaten.

Cimaja Geosurf Challenge menampilkan 15 peselancar dunia dan beberapa peselancar lokal yang sudah ternama hingga mancanegara, sebut saja misal Surfer Lokal Dede Suryana, peselancar kebanggaan dari Sukabumi yang sudah menjuarai berbagai event surfing dunia.

Famtrip Budaya dan Sejarah


Setelah Acara Cimaja Geosurf Challenge, Blogger, Youtuber dan Fotografer diajak mengunjungi situs Cengkuk di Cikakak, yang merupakan situs sisa jaman megalitikum yang masih terpelihara, salah satu destinasi sejarah yang kurang dikenal dibanding Gunung Padang, yang memiliki situs yang gak jauh berbeda dan lebih lengkap informasinya, namun lebih mudah aksesnya.

Situs Cengkuk merupakan Pusat Budaya Zaman Megalitikum yang masih tersisa dan terawat di kaki Gunung Halimun, tak jauh dari situ yang terpisah desa ada 3 Kampung Adat yang melanjutkan Kehidupan dengan Budaya Sunda Buhun yaitu Kasepuhan Ciptagelar, Sinarresmi dan Ciptamulya yang mengklaim sudah ada sejak enam abad yang lalu.

Sekolah Surfing dengan SSA (Foto Doc Agus Rustiawandi)

Hari ke-2 kami diajak untuk mengikuti kegiatan Sekolah Surfing di Pantai Citepus, kami dilatih oleh koumitas SSA yang mengajarkan dari dasar bagaimana untuk menjadi peselancar hingga bisa berdiri tegak di papan seluncur menerjang tingginya Ombak Samudera Hindia.

Lepas siang, wisata budaya dilanjut dengan mengunjungi Kasepuhan Sinarresmi, selain mengenal adat budaya Sunda yang memiliki nama Kesatuan Adat Budaya Banten Kidul, kami disuguhi berbagai atraksi yang masih rutin diselenggarakan sebagai upaya merawat warisan budaya leluhur, kegiatan diakhiri dengan jamuan makan siang bersama Pemimpin Adat Kasepuhan Sinarresmi Abah Asep Nugraha beserta keluarga besar di Imah Gede.

salah satu seni pertunjukan di Kasepuhan Sinarresmi (Foto Doc Irham)

Geyser Cisolok (Foto Doc Mr Soedrajat)


Sebelum perjalanan berakhir, kami menyempatkan diri ke tempat wisata Geyser Cisolok, yang merupakan pemandian Air Panas di Cisolok yang bersumber dari geyser yang berada di aliran Sungai Cisolok. Geyser terbentuk karena uap air panas yang dihasilkan dari air panas yang naik menembus celah atau retakan, dan mendorong air keluar ke permukaan.  

Akhir perjalanan kami dari Geyser Cisolok juga merupakan Akhir dari perjalanan Famtrip Amazing Geopark Adventure Tourism 2017 yang difasilitasi Disparbud Jabar ini, dan kami akan kembali ke rumah masing-masing dengan segala cerita indahnya kawasan Geopark Ciletuh-palabuhanratu sehingga dunia akan mencatat sebagai Gepark Dunia dalam jejaring Global Geopark Network, semoga!









3 comments:

Nia Nurdiansyah said...

Ternyata Kang Geri udah jd pionir penggiat wisata HayuKaJabar dari zaman dulu kala, yah.

Kang Geri said...

@nia

bukan pioner sih, ada banyak pioner nya, cuman memang pernah mengexplore jauh sebelum kawasan ciletuh geopark jadi project pemerintah, itu aja - dan dulu wisata itu fokusnya ke Ujunggenteng sebetulnya

"Titik Asa" said...

Benar-benar trip yg mengasyikan kang...
Ngiler juga nih baca ceritanya dan melihat foto-fotonya.

Salam,