Nov 6, 2023

"Kisah Inspiratif Anak Muda dari Pemalang, Jawa Tengah, yang Menghasilkan Sistem Operasi Grombyang OS"

 

Sumitro Aji Prabowo dkk saat presentasi rilisan GrOS terbaru di Satu Indonesia Awards.
/Sumber Foto TribunNews

Siapa yang mengira, komunitas yang cukup dikenal di Pemalang, Jawa Tengah, ini berawal dari tiga pemuda yang suka “nongkrong” di warung sambil berdiskusi mengenai teknologi informasi.
Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, cerita-cerita inspiratif tentang anak muda yang mencapai prestasi luar biasa selalu menarik untuk dibagikan. Salah satu kisah yang patut dicontoh berasal dari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, di mana tiga pemuda muda yang awalnya hanya berkumpul untuk nongkrong dan ngoprek perangkat Sistem Operasi berbasis Linux akhirnya berhasil menciptakan Sistem Operasi Linux sendiri yang mereka beri nama "Grombyang OS."

Kisah perjalanan mereka ini merupakan contoh yang menakjubkan tentang bagaimana kerja keras, dedikasi, dan semangat muda dapat menghasilkan pencapaian yang luar biasa dalam dunia teknologi. Berikut adalah kisah lengkapnya:

Mereka yang Berawal dari Nongkrong dan Ngoprek

Kisah ini berawal dari tiga pemuda yang suka “nongkrong” di warung sambil berdiskusi mengenai teknologi informasi. Sumitro Aji Prabowo adalah seorang mahasiswa semester tiga, Jordan Andrean pada saat itu masih duduk di bangku SMK kelas 2 dan Nanda Arfan Hakim adalah adik kelas Jordan. Mereka adalah pecinta Linux, sistem operasi open source yang penuh potensi untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan pengguna.

Saat nongkrong di warung kopi itu, mereka sering membahas Linux, berbagi pengetahuan, dan bahkan mencoba mengoprek sistem operasi tersebut. Awalnya, mereka melakukan ini hanya untuk bersenang-senang, tanpa rencana besar dalam pikiran. Namun, semakin lama, mereka mulai merasakan antusiasme dan semangat untuk menciptakan sesuatu yang unik.

Akhirnya dari hobi yang sama mereka membentuk komunitas yang diberi nama Komunitas Pengguna Linux Indonesia (KPLI) di tahun 2012 yang anggotanya hanya lima orang. Dengan perjuangan tanpa lelah, pada akhirnya komunitas tersebut bertambah anggotanya, bahkan seorang anggota memberikan tempat untuk tempat berkumpul, yang juga menjadi tempat usahanya.

Komunitas ini akhirnya berubah nama di tahun 2013 menjadi Grombyang OS, sama dengan nama sistem yang mereka kembangkan dan disosialisasikan untuk digunakan oleh masyarakat, yaitu Grombyang OS atau lebih dikenal dengan grOS. Dengan adanya Grombyang OS, masyarakat dapat menggunakan sistem ini tanpa membayar, dapat diunduh secara gratis. Sehingga tidak perlu menggunakan produk yang selama ini mereka pakai secara sistem , karena itu melanggar hak cipta. Kelebihan lainnya, sistem ini lebih cepat kerjanya dan tidak membutuhkan anti-virus.

Grombyang: Membuat Impian Menjadi Kenyataan

Nama "Grombyang" muncul dalam salah satu percakapan mereka saat mereka mencoba menciptakan sistem operasi yang lebih sederhana dan mudah digunakan. Awalnya nama Grombyang diambil dari nama makanan khas daerah Pemalang.  Namun, ternyata Grombyang juga adalah kata dalam bahasa Jawa yang memiliki arti "bersemangat" atau "penuh semangat." Itu adalah nama yang sempurna untuk merepresentasikan semangat dan semangat mereka dalam proyek ini.

Mereka memulai proyek Grombyang dengan tujuan sederhana: menciptakan sistem operasi Linux yang lebih ramah pengguna dan mudah diakses oleh orang-orang dengan tingkat pengetahuan komputer yang beragam. Mereka ingin memperkenalkan Linux kepada lebih banyak orang di wilayah mereka, yang mungkin belum familiar dengan sistem operasi open source ini.

Tantangan Pertama: Belajar dan Berkembang

Ketika mereka memulai proyek Grombyang, mereka menyadari bahwa mereka memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tiga pemuda ini bukan ahli dalam pemrograman dan pengembangan sistem operasi, jadi mereka harus belajar banyak hal dari awal. Mereka belajar bahasa pemrograman, desain sistem operasi, dan cara mengintegrasikan berbagai komponen.

Salah satu tantangan utama adalah memahami kode sumber Linux yang ada. Mereka harus membaca ribuan baris kode sumber dan memahami bagaimana setiap komponen bekerja. Itu adalah proses yang panjang dan melelahkan, tetapi semangat mereka untuk menciptakan Grombyang memotivasi mereka untuk terus maju.

Kerja Keras dan Kolaborasi

Meskipun mereka menghadapi banyak kesulitan, Sumitro, Jordan dan Arfan tidak pernah menyerah. Mereka bekerja keras setiap hari, terkadang begadang, untuk mengembangkan Grombyang. Mereka juga mencari dukungan dan bantuan dari komunitas Linux yang lebih besar. Melalui forum dan jejaring sosial, mereka bertemu dengan orang-orang yang bersedia membantu mereka memecahkan masalah dan memberikan saran berharga.

Kerja sama tim menjadi kunci keberhasilan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki keahlian yang berbeda dan kontribusi yang berharga untuk proyek. Mereka belajar untuk saling mendengarkan, berbagi ide, dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Menghadapi Rintangan dan Kegagalan

Selama perjalanan mereka, Sumitro, Jordan dan Arfan juga menghadapi banyak rintangan dan kegagalan. Ada saat-saat ketika proyek mereka tampak terhenti, dan mereka merasa frustasi. Namun, setiap kegagalan mereka lihat sebagai pelajaran berharga. Mereka kembali ke kode sumber Grombyang mereka dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

Mereka juga menghadapi tantangan keuangan. Pengembangan sistem operasi bukanlah proyek yang murah, dan mereka sering harus mencari dana dari sumber-sumber yang terbatas. Namun, mereka tidak pernah membiarkan kendala ini menghentikan mereka. Mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk mengamankan dana yang diperlukan dan terus maju.

Penerimaan dan Kesuksesan

Lama kelamaan, Grombyang mulai mendapatkan perhatian positif dari komunitas Linux dan masyarakat umum. Orang-orang yang mencoba Grombyang terkesan dengan kemudahan penggunaannya, antarmuka yang ramah pengguna, dan stabilitasnya. Ini membuat Sumitro, Jordan dan Arfan semakin termotivasi untuk terus mengembangkan Grombyang.

Mereka juga mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak, termasuk media lokal dan komunitas open source. Ini membantu mereka mendapatkan dukungan lebih banyak dari sukarelawan dan sponsor yang berbagi visi mereka.

Pesan Inspiratif untuk Semua Anak Muda

Kisah sukses Sumitro, Jordan dan Arfan dalam menciptakan Sistem Operasi Linux Grombyang adalah inspirasi bagi semua anak muda di seluruh dunia. Mereka membuktikan bahwa dengan semangat, dedikasi, dan kerja keras, Anda dapat mencapai apa pun yang Anda inginkan, bahkan jika Anda berasal dari latar belakang yang sederhana.

Mereka juga mengajarkan kita untuk tidak pernah takut menghadapi tantangan dan kegagalan. Kegagalan adalah bagian alami dari perjalanan menuju kesuksesan, dan penting untuk belajar darinya dan terus maju. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari komunitas dan orang-orang di sekitar Anda.

Grombyang bukan hanya sistem operasi, itu adalah bukti bahwa impian anak muda dapat menjadi kenyataan. Kisah ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa ketika kita mempunyai semangat dan tekad, tidak ada yang tidak mungkin. Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, kita semua dapat belajar dari kisah sukses Sumitro, Jordan dan Arfan, dan berani mengikuti jejak mereka dalam mengejar impian kita sendiri.

 

0 comments: