Mar 18, 2020

Strategi Branding untuk Membangun identity Brand di Era Digital (Studi Kasus dalam membangun brand Ojek Online Kururio di Sukabumi)

 



“What's the best way to build a brand for the long term? In a word: culture.”  Tony Hsieh dalam bukunya , Delivering Happiness: A Path to Profits, Passion, and Purpose


Dari situ kita bisa melihat bahwa “culture” atau budaya tentunya tak bisa datang begitu saja, harus dibangun dan dibudayakan. Nah, Membangun brand adalah membangun identitas atau yang dikenal brand identity. 





saya menemukan bahwa UKM kebanyakan minim pemahaman tentang strategi branding atau merek. Kebanyakan UKM memang sudah memiliki merek, tapi masih memandangnya sekadar label belaka, bukan sebagai bagian dari strategi pemasaran. Kegiatan branding memang dikenal sebagai sumber biaya (cost center) bukan sumber laba (profit center), sehingga keberadaannya kurang diindahkan oleh pengusaha UKM.


  • Saat Saya mulai mengenalkan Kururio sebagai sebuah BRAND, maka saya memulai bagaimana membangun brand KURURIO itu sendiri di #Sukabumi khususnya sebagai Tools/Alat pendampingan bagi Komunitas yg saya Kelola yaitu RelawanTIK dalam mendampingi UMKM dan Masyarakat dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menjalankan usaha yang produktif di ranah Internet. 

  • KURURIO juga saya bangun sebagai solusi Ojek Taxi Online, Kurir & Food Delivery yang berbasis Komunitas, artinya dibangun dari Komunitas, dikelola oleh Komunitas dan dimanfaatkan untuk Komunitas. 

  • Masyarakat dan Komunitas mana aja yang di sasar? melalui KURURIO ada 3 elemen, yaitu User (masyarakat secara umum), Driver (masyarakat yang memerlukan lapangan kerja di bidang transportasi online) dan MITRA baik Food/Pasar (masyarakat UMKM yang melakukan kegiatan produksi dan jualan produk Food dan Non Food).


Harus kita pahami bahwa Branding sebagai investasi jangka panjang, membangun brand adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu cukup lama dan biasanya melalui 6 tahap sebelum memungkinkan terjadinya penjualan berkesinambungan. 


  • ini saya pahami banget saat membangun BRANDING dari KURURIO, perlu waktu yang panjang dan napas yang panjang, namun harus direncanakan dan memiliki target waktu yang jelas seperti dinasihatkan Kang Nana tadi Pagi di Bubur Ayam raden, proses yang butuh waktu ini sebagai investasi, namun memiliki target waktu agar investasi yang kita siapkan gak sia-sia alias gak habis gak jelas, namun bisa tercapai target, target penjualan yang berkesinambungan insyaAllah akan tercapai.  


1. Tahap pengenalan (aware).


  • Mengenalkan Brand KURURIO sebagai alat transportasi online di tengah banyaknya pilihan user, mitra dan driver di SUKABUMI tentunya perlu waktu dan strategi yang jitu. Selain karena daerah yang disebut RED OCEAN kalo istilah pertarungan bisnis, yang mana sudah ada duluan 2 HIJAU RAKSASA dan beberapa pemain baru yang tak kalah menarik untuk jadi PILIHAN dalam menggunakan alat transportasi online bagi user, alat pemasaran online bagi UMKM, dan Alat kerja bagi para Driver. 

  • Saya mulai mencoba mengenalkan melalui gerilya ke komunitas Driver yang sudah ada di Sukabumi untuk mengakuisisi kebutuhan DRIVER, Promosi dan Sharing dengan Komunitas UMKM seperti Sukabumi Kota Berdaya selaku MITRA yang akan menjadi merchant di Aplikasi, dan Melakukan IKLAN via FB ads dan Instagram Ads serta gerilya di Group-group #sukabumi #palabuhanratu dan #pajampangan. 

  • Membuat dan Mengelola Akun Sosial Media FB, Twitter dan Instagram KURURIO SUKABUMI @kururiosukabumi untuk mengenalkan dan sebagai salah satu saluran komunikasi brand dengan 3 elemen masyarakat yang disasar tadi. 


2. Tahap mengerti benefit atau positioning (understand).


  • Pada tahapan ini, kita memulai dengan cara mendengar;

    • Driver, 

      • dari proses ini saya tahu kondisi saat ini driver-driver dalam suasana tidak menentu, loyal kepada aplikasi tertentu itu tidak jadi pilihan, karena dalam kondisi yang tidak jelas, misal bahwa order di 2 aplikasi lain tiap hari tidak menentu, dengan kebijakan yang semakin hari semakin tidak menguntungkan driver. 

      • driver merasa membutuhkan pilihan lain agar bisa survive menjalani pekerjaan ojek dan kalo perlu bisa mengupgrade diri dari driver jalanan ke pilihan lain misal ikut berusaha menjadi merchant sebagai sampingan pendapatan.

      • bagi hasil yang kurang fair dan memberatkan serta kesulitan untuk menjadi driver baru bagi masyarakat juga dicurhatkan oleh driver.

      • SOLUSI yang ditawarkan sebagai benefit adalah KURURIO memposisikan diri sebagai PILIHAN saat bekerja sebagai driver, dan menjadi PILIHAN untuk menjadi driver baru bagi masyarakat yang mau menjadi OJOL. 

      • SOLUSI lain yang ditawarkan adalah bagi hasil yang lebih kompetitif yang fleksible, karena bisa dikomunikasikan komunitas dengan pengelola KURURIO.



  • User, 

    • BENEFIT yang ditawarkan adalah sebagai PILIHAN yang menawarkan promo harga dan Tarif khusus serta KAMPANYE menggunakan Aplikasi yang lebih peduli kepada KOMUNITAS

  • Mitra 

    • PILIHAN untuk menjadi MITRA yang menawarkan bagi hasil yang kompetitif serta ADANYA PENDAMPINGAN yang ditawarkan oleh KOMUNITAS sebagai pengelola KURURIO yang selama ini sudah bergerak dalam pendampingan TIK dan pemanfaatan TIK khususnya di bidang digital marketing. 


3. Tahap meyakinkan bahwa produk lebih baik dari pesaing (preference).

  • proses ini sedang saya jalani dan coba trial and error untuk meyakinkan bahwa produk lebih baik dari pesaing. 

  • masukan yang disampaikan (lagi-lagi) oleh kang Nana tadi pagi cukup menambah catatan saya, untuk proses meyakinkan ini saya sepertinya harus melakukan CAMPAIGN memberikan REWARD bagi user-user yang telah menggunakan aplikasi KURURIO untuk share di social media mereka dengan menTAG @kururiosukabumi baik itu berupa FOTO maupun VIDEO dengan misalnya memberikan REWARD berupa DEPOSIT yang bisa digunakan kembali untuk memakai JASA Aplikasi KURURIO. 


4. Tahap membangkitkan semangat mencoba, membeli secepatnya (convince).

5. Tahap terciptanya penjualan (action/selling).

6. Tahap pembelian kembali (repeat).


Jika pengusaha UKM memandang secara jangka pendek, tentu saja branding bukan pilihan yang populer. Tapi, untuk jangka panjang, pengusaha UKM akan mendapatkan banyak keuntungan dari aktivitas branding. Jadi, aktivitas berbasis penjualan dan kegiatan untuk branding, sebaiknya bisa berjalan beriringan dan saling menguatkan. 


Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh dalam membangun brand, harus dipahami sejak awal bahwa, 

  1. Brand itu bukanlah logo;

  2. Brand adalah visi dan commitment yang menjadi titik solak perjuangan;

  3. Brand adalah Janji;

  4. Brand adalah tangan untuk merangkul konsumen.

Nah, Sekarang mari bicarakan strateginya, bagaimana Strategi Branding yang harus dilakukan. 

  1. Kelola & pantau reputasi online anda

  2. Tingkatkan Ekuitas Merek (Brand Equity) - akan dibahas lebih lanjut tentang ini. 

  3. Buatlah Transisi halus

  4. Kontinuitas, lakukan secara berkelanjutan dan konsisten

  5. Berfokus pada sasaran anda.

Nah, bagaimana konsep Ekuitas merek ini, atau Brand Equity ini. Menurut David A. aker (1997) Brand Equity atau ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan.


Bagi pelanggan, ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat pemahaman mereka akan proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar/perusahaan dapat mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif.


Ekuitas Merek ini memiliki 4 dimensi, 

  • Pengetahuan akan merek (brand awareness)

  • Kualitas yang dipercaya dikandung sebuah merek (perceived quality)

  • Asosiasi-asosiasi (brand association)

  • Kesetiaan merek (brand loyalty)

Keempat dimensi ekuitas merek dipercaya dapat memengaruhi alasan pembelian konsumen. Ketiga dimensi pertama yaitu pengetahuan akan merek, kualitas yang dipercaya, dan asosiasi-asosiasi dianggap penting dalam proses pemilihan merek, ketiganya dapat mengurangi keinginan atau rangsangan konsumen untuk mencoba-coba merek lain (kesetiaan merek).


SEKIAN dan MASIH BANYAK YANG HARUS DIPELAJARI, DAN LEBIH BANYAK LAGI YANG HARUS DIAMALKAN … 




0 comments: