Feb 12, 2007

Batu Putu, Daya Tarik Wisata Alam Bandar Lampung

tulisan ini sebenarnya sudah basbang, tapi mungkin masih layak untuk diketahui utk orang yang belum tahu bandar lampung.


Optimisme warga kota Bandar lampung akan kemajuan kota khususnya bidang pariwisata, terkuak dalam Serasehan Pengembangan Batu Putu sebagai kawasan wisata alam pada malam minggu tanggal 10 Juni 2006 yang di fasilitasi oleh Yayasan Wisata Alam Lampung (YAWISAL) di komplek wisata alam Batu Putu, Tanjung Karang Barat Kota Bandar lampung.

Sebagaimana dikemukakan oleh Pemimpin Redaksi Lampung Post Ade Alawi pada acara Serasehan tersebut, Batu Patu memiliki potensi yang belum dimaksimalkan seperti daerah-daerah lain yang sudah lama berkembang dalam hal wisata alamnya. Batu Raden, Kawasan Dago, kawasan Danau Maninjau merupakan daerah yang bias dijadikan contoh dalam hal pengelolaan wisata alam di Indonesia. Bahkan, Batu Putu memiliki keunggulan yang khas dibanding wilayah-wilayah yang dikemukakan diatas seperti pemandangan dari atas areal wisata yang dapat melihat suasana pantai Teluk Lampung, Kota Bandar Lampung, hamparan hijau areal pertanian rakyat dan perbukitan hijau disekitarnya.

Kawasan Batu Putu memang memiliki kelebihan tersendiri, selain potensi yang bisa diberdayakan oleh warga masyarakat sekitar. Suasana perkampungan yang sejuk dan tenang bisa dijadikan alternatif untuk pelepas kepenatan di akhir pekan. Tidak jauh dari kota Tanjung Karang menuju kawasan wisata alam tersebut cukup menempuh waktu ½ jam perjalanan. Perjalanan melalui jalan aspal yang berkelok-kelok bak melintasi kawasan puncak namun lebih sepi, disepanjang jalan pohon-pohon pisang, manggis, duren berderet menjadi pemandangan yang nyaman. Namun diakui bahwa menikmati kawasan ini lebih asyik ketika saat menjelang senja turun, bahkan untuk bermalam merupakan pilihan yang tepat bagi pengunjung yang ingin menikmati malam indah di puncak Batu Putu.

Pemandangan di malam hari sungguh sangat menyejukan mata, apalagi kita bisa melihat terangnya kota bandar lampung di malam hari. Teluk Lampung pun memiliki keindahan tersendiri jika dilihat dari puncak Batu Putu, kelap-kelip lampu perahu nelayan beserta aktivitasnya menjadi hal yang mengasyikan untuk dinikmati. Hamparan hijau perbukitan tak kalah menarik untuk dinikmati, bersama sepotong singkong bakar dan secangkir kopi terasa nikmat sambil bercengkrama dengan dinginnya malam.

Areal batu Putu pun cocok untuk dijadikan tempat out bond bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin berlibur. Selain kawasannya yang aman, tempatnyapun mudah dijangkau. Sebagain areal wisata pun telah dikelola oleh Yayasan Wisata Alam Lampung (YAWISAL) yang berkerjasama dengan warga masyarakat sekitar yang ikut meramaikan kawasan dengan jajanan khas wisata alam seperti kopi, goreng-gorengan, rokok dan lain-lain. Sarana Penerangan yang telah masuk kawasan ini menjadi penambah daya tarik Batu Putu.

Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk menjadikan Batu Putu sebagai kawasan wisata alam yang bisa disejajarkan dengan kawasan Dago di Bandung. Penerangan jalan yang memadai sehingga sepanjang jalan menuju puncak Batu Putu tidak terkesan menyeramkan. Adanya warung-warung kecil milik penduduk sekitar di sepanjang jalan menuju kawasan tersebut bisa membuat pengunjung betah berlama-lama di kawasan tersebut, dan bisa dijadikan sarana pemasaran hasil pertanian rakyat seperti buah manggis, duren, pisang singkong dan sebagainya.

Untuk menjadikan kawasan Batu Putu sebagai pilihan utama para wisatawan khususnya wisatawan domestik, diperlukan promosi untuk memperkenalkannya. Promosi bisa dilakukan baik itu melalui media massa, media televisi, leaflet-leaflet bahkan jika diperlukan dibuat sebuah newsletter khusus yang memuat tempat-tempat wisata dan pendukungnya seperti pasilitas umum dan hotel. Newsletter ini bisa dibagikan secara gratis bagi para penumpang kapal peri, pesawat terbang dan bis-bis travel yang menuju provinsi Lampung sehingga bisa mampir dan menikmati yang akhirnya bisa betah berada di Kota Bandar Lampung

Di usianya yang ke-324 pada bulan Juni 2006 yang lalu, selayaknya Kota Bandar Lampung meningkatkan daya saingnya khususnya di bidang pariwisata, sehingga mampu sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia. Warga kota tidak perlu menunggu instruksi maupun rangsangan dari pihak Pemda, karena ketika potensi itu ada maka kesempatan bukan lagi untuk dijadikan wacana tapi untuk segera dijalankan baik dengan ataupun tanpa keterlibatan pemerintah. Warga masyarakat sekitar kawasan berserta pihak-pihak yang memiliki kepedulian akan pengembangan kawasan wisata alam Lampung khususnya Kota Bandar Lampung bahu membahu untuk mewujudkan kawasan wisata alam yang berdaya saing tinggi dan dijadikan pilihan utama untuk melepas penat di akhir pekan.

1 comments:

Anonymous said...

hmmm...nampaknya mesti berkunjung deh...kapan2 :D